>>Surat dari Abu Bakar di NY<<
Tomo: soal Harvard, Silahkan. Aku juga sudah lupa isinya. Jika kau pandang ada guna silahkan. Tetapi setahuku aku tahu diriku: nyeleneh tak punya nilai. Jadi niat meng-upload itu pertimbangkan agar penyakitku tak nular ke lain orang. Cuma,- nah ini penting Nietzche kata orang, bukan hanya dikabarkan sakit tetapi juga resmi gila megalomi. Thus Spoken Zarathustra-nya ditulis dalam kondisi jiwa yang kayak begitu itu. Artinya begini Mo: "Semoga sembayang dan doamu kenceng," maka siapa tahu si Zarathustra itu adalah aku.
Betul aku masih di AS. tapi Nov. ini sudah balik ke Bali. Dari Warih aku dengar Art Center buat Festival Drama Modern bahasa Bali. Suatu upaya yang baik bukan? Sabar, sabar jangan keburu menuduh bahwa itu hanyalah bentuk konvensasi dari mereka setelah kau diusir tak boleh latihan di sana. Jika kau yang kuasa itu bangunan jangan-jangan bukan pk. 20.00, malah 4 sore kawasan itu sudah kau tutup. Festival itu hendaknya kita sambut dengan kesungguhan hati, "jangan-jangan" kehidupan teater yang kerakap ini bisa kembali kita gairahkan dari sana, berangkat dari sana. Saat pintu mereka buka jadilah tamu yang baik.
"Mungkin" kita-kau-aku dan segenap teman-teman teater kupandang perlu untuk secara total memperbarui sikap kita "agar" para birokrat itu tak lagi "alergi" lihat wajah dan penampilan kita. Bila serba serba sedikit harus membungkuk saat bicara, itu adalah cara yang paling murah untuk menggaet hati mereka. Sekali-sekali jean robek jangan dipakai, rambut disisir bubuhi tancho, atau ngomonglah dengan bahasa rendahan "agar" segala sesuatunya bisa sepadan, setidaknya jangan buat citra bahwa mereka lebih goblok dari kau. Kadek adalah contoh baik. Bajunya selalu bersih, kerjanya profesional, naik turun pergi pakai kendaraan, tak terus "nyeker" jalan kaki macam si Utay atau Bowo. Mereka perlu citra dan kita buat citra. Bukankah kita orang teater?
Dengan kata lain ingin kukata bahwa (dan kau tahu ini) bahwa citra kita (sebagai orang teater/kelompok) jelek amat di mata birokrat yang punya kuasa itu. "Kalau bisa Putu Satria jangan dikasih pentas di sana nanti rusak panggung kita," kata seorang pejabat yang langsung aku dengar. Rasanya waktu itu Putu Satria membawa berkarung-karung tanah ke atas stage untuk menggambarkan sesuatu dalam adegan dramanya. Dan kali lain stage mereka basah kuyup oleh kita, lalu waker kena damprat boss "Sudah saya bilang orang-orang teater itu jangan dikasih pentas di sini. Stage kita jadi rusak semua!"
Tak ingin mengelak penyakit macam begitu memang ada pada kita. Sudah sepantasnya mereka marah. Kembali. Jadi demi teater, untuk teater, mari kita perbarui sikap mental kita terutama saat beradaptasi pada domein yang bukan wilayah kita. Apakah melacur? Ya tidak dong. Sehingga bila disimpulkan kayaknya aku sedang mengajak kalian untuk berteater dengan cara yang rendah hati, cara biasa, tak dar-der-dor, jujur, lepas dari sensasi sebagai bagian dari pembersihan citra itu.
Apa bisa anak-anak muda di ajak begitu? Nah itu mah soalnya lain lagi.
hormatku Abu.
Kami menerima tulisan maupun foto pertunjukan. Silahkan kirim ke tomo_orok@hotmail.com
Sabtu, 03 November 2007
Teater Rendah Hati
Diposting oleh
tomo
di
21.37
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Blognya Sahabat
Aksi minimalis Blackfogs Andy Padang the motivator! aRya Gothic Ayip Matamera Bilal Furqoni Bintang Bermusik Bonekanya Dian Car Insurance Dedi Dolrosyed Craig Says Digital Polaroid Dr Dree Spesialis Mata Fanty as Drama Queen Free Tips for You Kata Heru Live lovenya Oecan love-dollar mas ncEp Mangkok Bali Mediax Yonas Sestrakresna the videomaker Tatiana Browniestone Rais Blajar Terus Slugger skater Satya Natherland Rumah Tulisan Plinplan n cute Penyair Wayan "Jenki" Sunarta Pak cik Teranung di Jiran Ratih Indrihapsari Dayu Cute Puisi Selaksa Jiwa Bams Rendesvouse Penyair Riki Damparan Putra Saichu Soulidaritas Dadap Blog Learning English Pojok Waroeng Kopi Tenggarong23 Etavasi Blogkita-Bandungblog Civil Engineering Bagus Batam Hidup Belajar Nara Chill Lounge Music Neo Kid on the Blog Love-sex and Marriage New Music Update Retchel 1980 Craig Says Marilyn Kate Soraya City Adek Campur Campur Pinay Mom in Czech Hideout Gateway Gles Moch Satrio Welang
Teater Topeng SMAN 2 Denpasar
Intan Ivanna John
Teater Rumput SMKN 1 Denpasar
Robby
Tidak ada komentar:
Posting Komentar