Kami menerima tulisan maupun foto pertunjukan. Silahkan kirim ke tomo_orok@hotmail.com

Sabtu, 27 Oktober 2007

/KENAL-kan! Raden Prakiyul

>>Dari Pameran Tunggal di ISI Denpasar<<

Saya baru saja pulang dari acara pembukaan pameran tunggal karya teman saya. Teman saya yang berpameran itu adalah Raden Prakiyul Wahono Noto Susanto. Beliau saat ini masih aktif sebagai mahasiswa Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar Fakultas Seni Rupa dan Desain jurusan seni lukis angkatan 2003. Menurut buku acara yang saya baca, selain melukis beliau juga aktif menulis buku. Selain menulis buku, beliau juga aktif menulis di kertas-kertas kosong, buku-buku teman, katalog pameran, koran lokal maupun internasional dan kertas yang tak terpakai yang beliau temukan di jalan.

Banyak penghargaan yang telah beliau raih, dari penghargaan lomba balap karung, makan krupuk hingga mendapat nominasi I lomba lukis HUT Denpasar XII, juga nominator penulisan puisi se Bali. Buku antologi puisi para pemenang lomba penulisan puisi se Bali telah diterbitkan dengan judul "Tuhan Langit Begitu Kosong". Sedang buku antologi karya beliau telah pula diterbitkan dengan judul "/KENAL-kan sebuah ruang teks.

Menurut buku acara yang terdiri dari 2 lembar kertas A4 fotocopy-an bolak balik ini, saya jadi mengetahui bila beliau sudah aktif berpameran sejak tahun 2003. Beliau sering mengadakan pameran bersama teman-teman beliau maupun pameran tunggal. Di Jawa dan Bali. Terakhir kali, tahun 2006 beliau berpameran tunggal "/KENAL-kan sebuah ruang teks" di Galeri Surabaya.

Pameran beliau kali ini merupakan seri II dari /KENAL-kan. Beliau mengambil judul untuk pameran ini adalah "PAMERandTUNGGAL /KENAL-kan II Matinya Orang Mati. Barangkali beliau sengaja mengambil judul panjang karena disesuaikan dengan nama beliau yang juga panjang.

Pemilihan tempat pameran di Amphiteater ISI Denpasar menjadi daya tarik tersendiri. Langit cerah, bulan penuh dan udara terbuka yang sejuk. Saya sangat menikmati. Pukul 19.00 wita, 27 Oktober 2007. Seperti biasa acara pembukaan "acara", selalu dihiruk pikuki dengan sambutan-sambutan. Pun acara pembukaan pameran Raden Prakiyul ini. Sambutan dari ketua panitia, sambutan dari pihak institusi de el el de el el. Saya masih bisa memaklumi.

Acara yang resminya dibuka oleh Rektor ISI Denpasar, dialih tugaskan kepada Dekan FSRD. Menurut MC dan digaris bawahi juga oleh mr Dekan, ketidak hadiran mr Rektor dikarenakan kesibukan beliau yang teramat sangat. Maklum, ciri khas pejabat di Indonesia.

Selesai pameran dibuka secara resmi, acara dilanjutkan dengan pertunjukan tunggal dari Raden Prakiyul. Beliau mengawali pertunjukan dengan meneriakkan salah satu sajak ciptaannya. Lumayan. Kemudian beliau bergerak ke kanan ke kiri membisukan diri. Satu persatu jacket dan celananya beliau lepaskan hingga beliau hanya mengenakan second skin. Setelah itu beliau bergerak lagi ke kanan ke kiri, ke depan, ke belakang. Saya menerka-nerka apa yang ingin beliau sampaikan? Menit berlalu. Raden Prakiyul tetap bersemangat bergerak ke kanan ke kiri ke depan ke belakang dengan diiringi ilustrasi musik. Sekian menit berlalu, saya masih belum mengerti. Raden Prakiyul masih tetap percaya diri bergerak, bergerak dan bergerak. Dan tetap: bisu. Sudah lewat satu jam. Apa yang ingin disampaikan beliau? satu persatu penonton pergi.

Saya sengaja tak membaca sinopsis dari pertunjukan ini. Tapi, menurut buku acara yang tipis ini, durasi pertunjukan Body Penting #2 ini kurang lebih 160 menit. Dan Raden Prakiyul menepati janji. Setelah beliau bergerak ke kiri kanan depan belakang berputar, bertepuk tangan, naik level, mendorong level, membalik level selama 160 menit, baru beliau mengakhiri pertunjukan. Syukur, penonton yang duduk di amphiteater masih ada yang tersisa. Selanjutnya para penonton dipersilahkan oleh beliau untuk melihat karya belau yang di pamerkan. Harga lukisannya = 2 tiket Ongkos Naik Haji plus.

PamerandTunggal Raden Prakiyul ini benar-benar tunggal. Karya yang di pamerkan cuma satu biji, Pertunjukannya yang main juga satu orang, ya Raden Pakyul itu sendiri. Penonton yang sudah dua jam-an menunggu sebab pengin melihat karya Raden Prakiiyul manggut-manggut.

Seusai orang-orang menonton karya yang dipamerkan, Raden Prakiyul meminta kritik dan saran dari penonton atas pertunjukan dan karya beliau. Tak ada yang bisa diungkapkan. untuk mewakili kata: Jelek.

Waaah...katanya besok malem ada lagi pertunjukan. Kata buku acara durasinya juga 160 menit. Seperti malam tadi,..ada (kah) yang mau datang?

Tidak ada komentar:

General Rehearseal

General Rehearseal
a Time between Us by Teater Satu Kosong Delapan

Exercise

Exercise
Teater Satu Kosong Delapan