>> Weew..apaan tuuuh?<<
Kayaknya sudah banyak yang lupa deh, kalau tradisi teater kita memang tak mengenal panggung sebangsa proscenium; panggung yang megah en perlu kekhusyukan saat menonton.
Masih inget dengan tradisi "ngelawang" di Bali? Dimana pertunjukan terjadi?
Pertunjukan terjadi di jalanan, di halaman-halaman rumah atau di tanah-tanah kosong.
Lalu misal di Jawa, pernah ngeliat "kuda lumping, jathilan, reog" maen di halaman rumah juga di tanah-tanah kosong?
Saya pikir tradisi teater di semua daerah di Indonesia mempunyai pola yang mirip: teater arena yang akrab dengan penonton.
Wow.
Bila kemudian dengan muncul label "modern" yang mengekor abis tradisi teater barat dari struktur cerita, bentuk pertunjukan hingga model acting, maka tak heran kita menjadi terperangah dan kikuk. Ini di Indonesia tahun 1950'an.
Suatu waktu (1960'an) di Eropa menggejala teater Avant garde (teater garda depan) yang menolak abis bentuk-bentuk teater konvensional. Mereka terang-terangan mengajak penonton untuk tak mengunjungi gedung-gedung pertunjukan, mereka juga mengajak kreator untuk tak bergantung kepada pementasan di dalam gedung pertunjukan.
Mereka bermain di jalan, di halaman, di pasar dan di tanah lapang.
Kini di Indonesia makin ruwet. Separuh sudah lupa dengan "tradisi" teater sendiri dan separuh lagi "tak mencerna" teater barat dengan sempurna.
Seandainya kita inget-inget lagi, maka kayaknya kita baru sadar bila kita tak perlu risau seandainya di tempat kita berada tak memiliki gedung pertunjukan yang super wow!
Toh, mestinya kita bisa bermain dimana-mana seperti kakek buyut kita.
Lalu?
Kami menerima tulisan maupun foto pertunjukan. Silahkan kirim ke tomo_orok@hotmail.com
Senin, 07 Januari 2008
Sudah Lupa Ya?
Diposting oleh
tomo
di
08.01
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Blognya Sahabat
Aksi minimalis Blackfogs Andy Padang the motivator! aRya Gothic Ayip Matamera Bilal Furqoni Bintang Bermusik Bonekanya Dian Car Insurance Dedi Dolrosyed Craig Says Digital Polaroid Dr Dree Spesialis Mata Fanty as Drama Queen Free Tips for You Kata Heru Live lovenya Oecan love-dollar mas ncEp Mangkok Bali Mediax Yonas Sestrakresna the videomaker Tatiana Browniestone Rais Blajar Terus Slugger skater Satya Natherland Rumah Tulisan Plinplan n cute Penyair Wayan "Jenki" Sunarta Pak cik Teranung di Jiran Ratih Indrihapsari Dayu Cute Puisi Selaksa Jiwa Bams Rendesvouse Penyair Riki Damparan Putra Saichu Soulidaritas Dadap Blog Learning English Pojok Waroeng Kopi Tenggarong23 Etavasi Blogkita-Bandungblog Civil Engineering Bagus Batam Hidup Belajar Nara Chill Lounge Music Neo Kid on the Blog Love-sex and Marriage New Music Update Retchel 1980 Craig Says Marilyn Kate Soraya City Adek Campur Campur Pinay Mom in Czech Hideout Gateway Gles Moch Satrio Welang
Teater Topeng SMAN 2 Denpasar
Intan Ivanna John
Teater Rumput SMKN 1 Denpasar
Robby
1 komentar:
saya jadi teringat dengan kota asal saya di sumatera, cuma punya satu gedung pertunjukkan teater tapiitupun tidak mendapat perawatan yang layak dari pemda maupun dewan kesenian setempat, untungnya seniman2 di sana tetap eksis dan terus manggung ga peduli dengan keadaan tempatnya!
Posting Komentar