Kami menerima tulisan maupun foto pertunjukan. Silahkan kirim ke tomo_orok@hotmail.com

Jumat, 12 September 2008

Konsep

>> Sedikit tentang Artaud <<

Beberapa konsep teater yang masih membayangi otak kiri saya adalah konsepnya Artaud.

Mencuri dari tulisannya James Roose Evans :
Artaud mulai terlihat dengan gerakan Surealis pada tahun 1925. Kemudian mulai 1927 mulai melakukan pementasan teater eksperimental bersama-sama Roger Vitrac dalam Teater Alfred Jarry. Tahun 1931 saat colonial exhibision di Paris dia tertarik dengan gerakan penari Bali yang kemudian banyak mempengaruhi konsepnya. Tahun 1937 dinyatakan menderita syaraf tidak sembuh-sembuh sampai 1946 dan meninggal 1948.

Teater tidak akan pernah menemukan dirinya kembali kecuali dengan cara memperkaya penonton dengan kebenaran-kebenaran dari gumpalan impian.

Adalah sangat penting sekali untuk dicatat bahwa Artaud memberontak terhadap permainan yang sudah baku dan disenangi pada zaman itu. Dia menghantam teater Prancis yang didominasi oleh kata-kata. Untuk menggantikan puisi kata ia mencoba memperkenalkan puisi ruang dengan menggali penerapan unsur musik, tari, seni rupa, seni kinetik, pantomim, gerak, tembang, mantra, tata lampu dan bentuk-bentuk arsitektur.

Artaud menulis :
Saya sangat sadar bahwa bahasa gerak, postur, tari dan musik kurang mampu untuk menganalisa suatu watak, mengejawantahkan kesadaran-kesadaran perasaan manusia lebih jelas dan lebih tepat dibandingkan dengan bahasa verbal, walau begitu siapa bilang bahwa teater diciptakan untuk menganalisa watak, menyelesaikan konflik antara tugas dan cinta, menggumuli semua masalah penting dan masalah psikologis yang memonopoli teater kita masa kini ?

Untuk menekankan pendobrakannya dengan teater waktu itu Artaud menyarankan untuk meninggalkan gedung pertunjukan.

Pokok-pokok pikiran Artaud tentang teater, barangkali lebih tepat dinamakan teater ekstase dari pada teater kekejaman. Menurut Artaud segala sesuatu yang dia peroleh dari teater Bali adalah perasaan mencekam dan membangkitkan kemabukan sukma yang menggiring kita kepada hal yang paling dasar dari ekstase.

Pengaruh Artaud
Beberapa ide Artaud sebenarnya tidak orisinal. Ide-ide tersebut sebenarnya pernah dirintis oleh Appia, Meyerhold dan Reinhardt.
Visi Artaud tentang teater yang tidak hanya sekedar tontonan telah jauh abad diuraikan oleh Appia:
Bukankah lebih baik kita kontemplasikan sebuah kerja dari suatu hasil karya daripada menghidup hidupkan kembali kesenian ?

Kemudian Craig juga berkata bahwa Teater masa depan adalah teater Visi bukan teater kotbah atau teater epigram.

Gagasan Artaud untuk meninggalkan gedung pertunjukan sebenarnya mengikuti jejak Appia yang telah yakin bahwa seni drama tidak dapat tanpa merubah tempat di mana peristiwa kesenian itu akan terjadi. Gagasan Artaud lainnya yakni menghapus garis antara pemain dan penonton sudah dilakukan oleh Meyerhold dan Reinhardt. Meyerhold juga berulangkali mendemonstrasikan bahwa teater adalah sebuah karya kreatif bukan sekedar ilustrasi sebuah naskah dramatik.

Pada tahun 1924, Artaud menyajikan konsepnya yang pertama, L'evolution du decor yang intinya menekankan pentingnya menggarap Roh dan bukan hurup-hurup teks. Ia dengan tegas menolak teaterikalisasi teater dan mengembalikan teater kembali ke kehidupan.
Para desainer dan penyaji pertunjukan harus mencoba menembus sekat-sekat dan akhirnya mengungkap kehidupan rahasia drama agung dan kemudian menciptakannya kembali sebuah teater di mana orang datang tidak untuk menonton tetapi berpartisipasi aktip secara batin ke dalam pertunjukan.
Pada tahun 1926 dan 1927 saat bergabung dengan theatre Alfred Jarry, Artaud mencoba mengembangkan konsepnya.
Ia mengatakan bahwa pertunjukannya akan menyajikan duka mendalam dan keprihatinan terhadap kehidupan, dengan cara merangsang penonton benar-benar memahami duka dan keprihatinan itu bukan hanya dengan pikirannya tetapi dengan mengalaminya dalam kesadaran mereka dan juga raganya.

Mengutip tulisan Julian Beck :
......Mengapa Artaud menjerit ingin teater kekejaman : sebab Artaud ingin merongrong kita agar kita membuka lebar pintu yang menuju ke sorga berikut. Daerah satu-satunya di mana kita belum dipersenjatai lengkap adalah wilayah sakit fisik, walaupun kita sudah belajar untuk mati suci secara terhormat.
Manifesto Artaud tentang perasaan memanggil kita untuk melakukan penyerangan terhadap panca indera, untuk menciptakan keadaan sadistis di dalam teater dengan harapan pementasan-pementasan demikian akan dihayati oleh penonton sampai dalam dagingnya, dalam usus, dalam mata, di pinggang, di mana saja ia dapat merasa. Dan apabila ia mulai merasa sesuatu, pintu-pintu lain ke pusat perasaan itu akan terbuka. Penghinaan fisik ini oleh rasa sakit yang di alaminya dalam teater menyebabkan penonton fisik tidak dapat menahan lebih lama lagi penderitaan dunia di sekelilingnya…....


Tidak ada komentar:

General Rehearseal

General Rehearseal
a Time between Us by Teater Satu Kosong Delapan

Exercise

Exercise
Teater Satu Kosong Delapan